Bagai terpukul kala itu. Satu-satunya orang yang bisa saya andalkan ternyata justru sudah membuat saya tersungkur. Dan dia yang ada dihadapan saya ini masih sama dengan dia yang dulu telah membuat saya benar-benar kecewa. Bahkan setelah kejadian itu, dia tidak pernah sekedar menyatakan alasan ketidakhadirannya saat saya menunggunya di tempat itu.
Harapan saya sudah semakin menipis...
tapi saya tetap berjuang menjalani hidup, karena tanpa mereka saya masih tetap hidup, saya dapat menjalani hidup ini dengan sebaik-baiknya, atau bahkan mungkin tanpa mereka saya dapat memulai hidup lagi sebelum angka nol tanpa ada mereka dalam hidup saya
Tapi, takdir berkata lain...
Pada saat saya sudah bisa melupakan semua itu...
pada saat rasa sakit itu sirna...
kini dia datang menangis ingin meminta pertolongan saya?.
Dimana dia ketika saya membutuhkannya?
Dimana dia ketika dia menjadi satu-satunya harapan yang tersisa?
Dimana dia ketika kehidupan sedang tidak berpihak pada saya?
Saya tak habis pikir, apakah selama ini dia hanya menjadikan saya tameng disaat dia susah? dan melempar saya jauh-jauh setelah peperangan berakhir?
saya tidak keberatan untuk menolongnya...
walaupun saya benar membencinya toh, tidak akan mendatangkan kebahagiaan dalam hidup saya dengan saya tidak menolongnya...
dan...
itulah yang membuat saya berbeda dari mereka....
saya tidak perlu berperang untuk mencapai kemenangan
karena mereka sendiri yang telah menyerah ketika sampai dimedan perang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar