Hari ini ketika aku menulis, aku masih bisa mengingat kumbang yang
terbang beberapa detik pada sore hari ditaman. Aku berharap kamu
mengerti warisan misteri yang terbuka meskipun hanya sekecil itu.
kumbang tak kurang mencengangkan pikiran dibandingkan bintang-bintang
galaksi-galaksi yang nun jauh diatas sana. Kupikir menciptakan kumbang
membutuhkan kecerdasan yang lebih besar dibandingkan dengan menciptakan
lubang hitam.
Untukku, dunia ini selalu penuh dengan keajaiban. Bayangkan dunia ini
sebelum segala macam penemuan modern tentang hukum alam, teori evolusi,
atom-atom, molekul DNA biokimia dan sel saraf sebelum bumi ini
berputar, bahkan sebelum bumi ini direduksi menjadi sebuah planet
diruang angkasa, dan sebelum tubuh manusia yang membanggakan ini dipilih
menjadi jantung, paru-paru, lambung, hati, otak, aliran darah, otot,
perut, dan usus. Aku berbicara tentang masa ketika manusia hanyalah
manusia yang utuh, tak lebih ataupun kurang. Pada saat itu dunia
hanyalah sebuah dongengan yang berkilau.
Perasaan yang muncul secara spontan terhadap alam yang bisa ditemukan
dicerita rakyat, ketika kita belum menjejali diri dengan terlalu banyak
fisika dan kimia.
Jangan katakan bahwa alam ini bukanlah sebuah mukjizat. Jangan
katakan bahwa dunia ini bukan sebuah dongeng. Siapapun yang tidak
menyadari itu, mungkin tidak pernah benar-benar mengerti hingga dongeng
itu hampir selesai. Lalu, akan tiba satu kesempatan terakhir untuk
melepas penutup mata, kesempatan terakhir untuk menggosok matamu sambil
terkaget-kaget, kesempatan terakhir untuk menyerahkan diri pada
ketakjuban yang kau beri ucapan selamat jalan dan pergi meninggalkanmu.
Aku ingin tau, apakah kau mengerti apa yang coba kusampaikan. Tak
pernah ada orang yang pergi dengan menahan isak tangis ketika berpisah
dengan geometri Euclid atau sistem periodik atom. Tak ada mata yang
memerah lantaran mereka akan berpisah dari internet atau dijauhkan dari
tabel perkalian mereka.
Kita akan berpisah dengan dunia ini, dengan hidup, dongeng itu.
kemudian, ada sekelompok kecil orang yang benar-benar kau sayangi yang
harus kau ucapkan selamat tinggal kepada mereka juga.
Kadang-kadang, aku berharap hidup sebelum penemuan tabel perkalian
dan tentu saja sebelum fisika modern dan kimia, sebelum kita pikir kita
tau segala sesuatu. Maksudku, dunia ini memang mukjizat. Tapi persis
sepeti itulah dunia ini mengagetkan aku pada saat ini, ketika aku duduk
di hadapan komputer menuliskan baris-baris ini untukmu.
Aku sendiri bukan seorang ilmuan, dan aku sama sekali tidak menolak
sains, tapi aku hanya melihat dunia dengan pandangan yang mistik, nyaris
animistik tentang dunia. Dan untukku dunia ini pun abstak, dan
kehidupan didalamnyalah yang absurd. Aku tidak membiarkan Newton atau
Darwin mencerabut selubung misteri kehidupan.
Dan didalam dongeng itu aku punya dua alternatif karier. Entah aku
ingin jadi penulis, seorang yang merayakan dunia tempat kita hidup ini
dengan kata-kata. Atau menjadi pengacara, seorang yang berstatus sosial.
Namun, aku tidak pernah berhasil menjadi penulis. Akan tetapi, setidaknya aku sudah menuliskan baris-baris ini untukmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar