Kamis, 16 Agustus 2012

untukmu yang meragukan peranggaiku

sebuah pesan singkat masuk dalam inboxku ketika hampir masuk waktu tengah malam. entah kebiasaan apa yang selalu aku lakukan karena aku bukan tipe orang yang tidak menghormati jam tidur. tapi kulihat pesan itu dikirim dari salah seorang teman dekatku selama dua setengah tahun terakhir ini.
aku membuka dan membaca pesan itu dengan seksama walaupun aku tahu itu adalah jam istirahatku. dari bahasa yang dia gunakan aku bisa menangkap sepertinya dia sedang punya masalah, aku pikir. tapi kemudian setelah aku membalas pesannya. aku sedikit kecewa, karena dia mengirimiku pesan bukan untuk menceritakan salah satu kisah hidupnya yang ingin dia bagi. well, memang cukup banyak orang yang sering berbagi beberapa kisah hidupnya kepadaku, dan aku menerima juga bisa menjadi pendengar yang baik untuk mendengarkan apa yang ia katakan. tapi, yang satu ini tidak.
ia menanyakan soal sikap dan perilakuku yang ia anggap berubah. aku memang tidak mengerti apa arti dan maksud dari kata berubah itu. dia mengatakan, bahwa aku menjauhi dirinya ketika dia benar-benar membutuhkanku. bahkan dia mengatakan bahwa aku sepertinya sengaja menjauhinya.
aku tertegun. bukankah kau itu teman dekatku?, tapi apa yang dapat membuatmu tak mengenali aku akhir-akhir ini?.
dan yang paling patut dikecewakan adalah dia meminta temannya lah yang menanyakan hal itu padaku.
aku membaca pesan itu dalam posisi berbaring. karena  waktu itu memang sudah menjadi waktuku untuk beristirahat. tapi kali ini aku menutup mataku untuk sekedar diam dan nantinya akan tertidur. aku berfikir bagaimana ada orang yang telah lama mengenaliku tapi masih meragukan kepercayaannya pada diriku.
dengan tenang aku membalas pesan-pesan yang dia tanyakan satu per satu. setiap kata yang aku tuliskan bukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ia berikan bertubi-tubi, tapi lebih untuk menunjukan peranggaiku yang sesungguhnya.
aku tak habis pikir. aku bahkan memiliki beberapa teman yang baru-baru ini mengenalku tapi rasanya mereka lebih mengenalku daripada kau.
yang kau butuhkan adalah sebuah keyakinan dan kepercayaan.
oh ya, aku akan memberikan penjelasanku pula mengapa aku bersikap yang kau bilang menjauhimu.
ketika aku sedang berdoa kepada Tuhan, beberapa pesan masuk ke inboxku. aku memang lebih suka tidak membukanya. karena aku tau, aku pun butuh waktu untuk sekedar mengobrol dengan Tuhan. dan tidak mungkin aku membuka pesan dan membalasnya disaat aku sedang mengobrol dengan Tuhan bukan?.atau
ketika aku sedang difonis menderita gejala thypus. haruskah aku membalas pesan-pesanmu ketika aku tahu yang kubutuhkan adalah istirahat untuk beberapa waktu?. kau harusnya tahu itu. dan
ketika aku sedang tertimpa musibah, contohnya kecelakaan. haruskah aku membalas pesan-pesanmu ketika aku sedang berlinangan darah dan gemetar?.
aku tidak mungkin membalas pesanmu yang hanya menanyakan apa yang sedang kau lakukan sekarang? ketika aku sedang mengahadapi berbagai problema yang kukatakan tadi.
bahkan, teman-temanku yang lain tidak mempernasalahkan itu semua. maksudku terkecuali kau yang mempermasalahkannya.
aku memang tau kau sedang ada masalah dengan kedua orang tuamu kemarin, ketika kau mengirimi aku pesan menanyakan apa yang sedang kau lakukan sekarang ? dengan emotion sedih. tapi ketika itu aku sedang mengobrol dengan Tuhan. aku rasa kau akan melakukan hal yang sama ketika kau sedang berdoa dengan khusyuk ketika ada orang yang mengganggu ke-khusyuk-an doamu.

yang kusesalkan adalah kau menceritakan masalah-masalah tersebut kepada orang lain. dan menyuruh orang tersebut mengatakan dan menanyakannya padaku.
kau tahu, kita seharusnya lebih dewasa. maksudku, kau seharusnya lebih dewasa karena umurmu memang lebih senior dari pada umurku. walaupun nyatanya dengan perilakumu yang sekarang memang cukup bisa dibilang kekanak-kanakan.

aku menuliskan baris-baris ini bukan karena aku takut berbicara langsung denganmu, tapi toleransiku padamu. yang aku rasa agak sulit untukmu untuk berbicara denganku. lagi pula aku tahu jika aku menjelaskan padamu tentang semua ini kau akan sulit untuk mengerti.

semoga saja baris-baris ini menyelesaikan keraguan kepercayaanmu. walaupun entah sudah  berapa banyak orang yang kau jadikan batu sandaran untuk  mendengarkan masalah ini yang ku anggap, yah cukup berbelit-belit.

aku berharap kau tidak akan menjadi salah satu dari beberapa orang yang aku masukan kedalam daftar orang yang sedikit sulit untukku memberi toleransiku kepada mereka.

you and i are a team. Nothing is more important than our friendship.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar