Kamis, 30 Mei 2013

es kelapa muda dan dua orang asing

saya sedang membeli segelas es kelapa muda dipinggir jalan. saya memutuskan untuk membeli minuman itu untuk memghilangkan haus dan melegakan dahaga saya setelah selama siang ini berpergian. saya duduk didekat tukang penjual es kelapa tersebut. sedikit berbincang dengan beberapa pertanyaan yang menjadikan seda gurau diantara kami. awalnya pemebeli es kelapa disiang hari itu hanya saya saja, lalu datanglah seorang pria yang menggendong anaknya untuk membeli es kelapa itu lalu meminta pesanannya untuk dibungkus, nampaknya mereka akan menikmati minuman itu dirumahnya. pria itu melemparkan senyumnya kepada saya, saya membalasnya dengan anggukan ramah. saya masih belum meminum es kelapa muda itu, saya masih sibuk mengaduk-ngaduk es kelapa itu ditangan saya agar rasanya semakin mencampur. tak lama kemudian datang seorang lelaki yang memesan es minuman itu juga, tapi ia tidak memesan es kelapa muda seperti saya. ia memesan kelapa mudanya untuk ia minum dan ia makan daging kelapanya. saya nampak heran, dan sepertinya keheranan itu nampak pada raut muka saya sehingga tanpa ditanya lelaki itu langsung mengatakan.
  "sukanya yang kaya gini, rasanya jadi lebih segar dan alami, mbak".
saya hanya membalasnya dengan senyuman. saya mulai menenggak es kelapa muda saya, begitu juga dengan lelaki itu yang begitu asiknya meminum kelapa muda yang ia pesan. saya segera mengetahui bahwa apa yang sedang saya rasakan dapat langsung terbaca oleh orang yang tidak saya kenali, seperti lelaki yang satu ini. bahkan orang asing pun bisa membaca apa yang sedang saya pikirkan dan apa yang sedang saya rasakan. bukankah seharusnya kamu yang sudah mengenal saya bertahun-tahun bisa lebih peka untuk mengetahui apa yang sedang saya alami dan saya pikirkan dibandingkan dengan orang asing ini?. bahkan pria yang membawa anak itu rela memberikan senyumannya kepada saya, orang yang tidak ia kenali. mengapa sulit untuk kamu memberikan senyuman kepada orang yang telah kamu kenal bertahun-tahun?.

Rabu, 29 Mei 2013

Curhat buat Sahabat

Gaun hitammu menyambar kaki meja, lalu menyapu ujung kakiku. Kamu sengaja berdandan. Membuatku agak malu karena muncul berbalut jaket jins, celana khaki, dan badan sedikit demam.

"Kamu tidak tahu betapa pentingnya malam ini," katamu, tertawa tersipu, seakan minta dimaklumi. Pastinya kamu yang merasa tampil berlebihan, karena katamu tadi di telepon, kita hanya akan makan malam sambil mendengarkanmu curhat.

Sebotol Muscat yang terbalur dalam kepingan es diantarkan ke meja. Dudukku langsung tegak. Jangan-jangan malam ini memang betulan penting.

Anggur itu berusia enam tahun. Gaun itu cuma keluar sekali dalam dua tahun. Restoran ini terakhir kamu pilih saat ulang tahun hari jadi jatuh cintamu ke-1, empat tahun yang lalu. "Ada yang perlu dirayakan? Selain kamu baru sembuh dari sakit dan aku yang gantian tidak enak badan?" tanyaku, berusaha santai. 

"Malam ini aku lahir baru."

"Kamu... bertobat?"

"Bisa jadi itu istilahnya!" tawamu menggelak-gelak lepas, lalu kamu mengatur napas, "Aku... selesai."

Mataku menyipit. Menunggu penjelasan.

"Selesai! Semua sudah selesai. Lima tahun sudah cukup. Aku berhenti menunggu. Berhenti berharap. Cheers!" Kamu dentingkan gelasmu ke gelasku.

Bulu kudukku meremang tersapu hawa demam yang tiba-tiba melonjak sesaat dari dalam tubuh. Atau pendingin ruangan yang terlampau sejuk. Piano yang mengalun terlalu indah di kuping. Kamu terlalu cantik saat menyerukan ikrar kebebasanmu. Aku merinding lagi dan selapis keringat dingin menyembul di tepi kening.

"Kenapa?" tanyaku, dan kamu pasti sudah siap untuk itu. Untuk sepotong kata tanya itulah kamu berdandan, mengenakan baju terbaikmu, dan memilih tempat ini.

Tolong jangan tersinggung jika kubilang aku tahu apa yang akan terjadi berikutnya. Pertama, akan ada jeda kosong sekurang-kurangnya tiga menit, di mana aku akan melipat tangan di dada sambil memandangimu sabar, dan kamu akan memandang kosong ke satu titik, seolah di titik itulah halte tempat berbagai kenangan tentangnya berkumpul dan siap diangkat ke seluruh tubuhmu. Mulutmu lalu berkata-kata tentangnya, matamu dipenuhi olehnya, dan tak lama lagi kamu akan terlapisi saput yang tak bisa kutembus. Hanya kamu sendirian di situ. Dan kamu tak pernah tahu itu.

Ceritamu kerap berganti selama lima tahun terakhir. Semenjak kamu resmi tergila-gila padanya. Kadang kamu bahagia, kadang kamu biasa-biasa, kadang kamu nelangsa. Namun saput itu selalu ada. Kadang membuatku ingin gila.

"Aku menyadari sesuatu waktu aku sakit kemarin." Kamu mulai bertutur setelah sembilan puluh detik menatap piano. "Satu malam aku sempat terlalu lemas untuk bangun, padahal aku cuma ingin ambil minum. Tidak ada siapa-siapa yang bisa kumintai tolong.."

Jaketku harus kurapatkan. Sensasi meriang itu datang lagi.

"Malam itu rasanya aku sampai ke titik terendah. Aku capek. Dan kamu tahu? Aku tidak butuh dia. Yang kubutuhkan adalah orang yang menyayangi aku... dan segelas air putih."

Kepalamu menunduk, matamu terkatup, kamu sedang menahan tangis. Malam panjang kita resmi dimulai.

"Tapi... aku janji.. tangisan ini buat yang terakhir kali.." katamu tersendat, antara tawa dan isak. Berusaha tampil tegar.

Dan inilah saatnya aku menepuk halus punggung tanganmu. Dua-tiga kali tepuk. Dan tibalah saatnya kamu tersengguk-sengguk. Tak terhitung banyaknya. Lalu bedak dan lipstikmu meluntur tergosok tisu.

"Orang.. yang begitu tahu aku sakit.. mau jam berapapun.. langsung datang..." Susah payah kamu bicara.

Aku ingat malam itu. Hujan menggelontor sampai dahan-dahan pohon tua di jalanan rumahku rontok seperti daun kering. Teleponku berdering pukul setengah dua belas malam. Aki mobilku kering, jadi kupinjam motor adikku. Sayangnya adikku tak punya jas hujan. Dan aku terlalu terburu-buru untuk ingat bawa baju ganti. Ada seseorang yang membutuhkanku. Ia minta dibelikan obat flu karena stok di rumahnya habis. Ia lalu minta dibawakan segelas air, yang hangat. Aku menugguinya sampai ia ketiduran. Dan wajahnya saat memejamkan mata, saat semua kebutuhannya terpenuhi, begitu damai. Membuatku lupa bahwa berbaju basah pada tengah malam bisa mengundang penyakit. Saat itu ada yang lebih penting bagiku daripada mengkhawatirkan virus influenza. Aku ingin membisikkan selamat tidur, jangan bermimpi. Mimpi mengurangi kualitas istirahatnya. Dan untuk bersamaku, ia tak perlu bermimpi.

Napasmu mulai terdengar teratur. Air mata masih mengalir satu-satu, tapi bahumu tak lagi naik turun. Kamu menatapku lugu, "Keinginan itu... tidak ketinggian, kan?"

Lama baru aku bisa menggeleng. Tak ada yang muluk dari obat flu dan air putih. Tapi kamu mempertanyakannya seperti putri minta dibuatkan seribu candi dalam semalam.

"Jadi, sekarang kamu mau bagaimana?" Demikianlah ciri khas malam curhat kita. Kamu tidak butuh instruksi. Aku hanya bertindak seumpama cermin yang memantulkan segala yang kamu inginkan. Kamu sudah tahu harus berbuat apa, sebagaimana kamu selalu tahu perasaanmu, kepedihanmu, dan langkahmu berikutnya. Kamu hanya butuh kalimat tanya.

"Aku akan diam," jawabmu dengan nada mantap yang membuat senggu dan isak barusan seolah tak pernah terjadi.

"Diam?"

"Ya. Diam! Diam di tempat. Tidak ada lagi usaha macam-macam, mimpi muluk-muluk. Karena aku yakin di luar sana, pasti ada orang yang mau tulus sayang sama aku, yang mau menemani aku pada saat susah, pada saat aku sakit.."

Kamu selalu tahu kebutuhanmu dari waktu ke waktu. Yang tidak kamu tahu adalah kamu sendirian dalam saput itu.

Gelas-gelas kita kembali diisi. Lagi, kamu mengajakku mengadu keduanya, dan kali ini dengan sumringah kamu berkata, "Demi penantian yang baru! Yang tidak muluk-muluk! Cheers!"

Sesuatu dalam ruangan ini terlalu menyakitkan bagiku. Entah semburan angin dari mesin pendingin atau suara piano yang mengiris-iris kuping. Entah anggur ini terlalu tua bagi lidahku atau cinta ini terlalu tua bagi hatiku. Kurapatkan jaketku hingga tak bisa ditarik ke mana-mana lagi.

"Kamu sakit?" Kudengar kamu bertanya dengan nada cemas. Kulihat kedua alismu spontan bertemu, menunjukkan rasa heran yang sungguhan.

"Ya."

"Gara-gara kehujanan waktu ke rumahku itu, ya?"

"Ya."

Sebotol mahal anggur putih ada di depan matamu, tapi kamu tak pernah tahu. Kamu terus menanti. Segelas air putih.



Curhat buat sahabat, Rectoverso, Dee.

tale of the L: Akang dan Teteh

tale of the L: Akang dan Teteh: Akang. itu sebutan yang selalu digunakan untuk memanggil namanya. sekarang ia memanggil gadis itu dengan sebutan Teteh. Akang dan Teteh. ga...

Akang dan Teteh

Akang. itu sebutan yang selalu digunakan untuk memanggil namanya. sekarang ia memanggil gadis itu dengan sebutan Teteh. Akang dan Teteh. gadis itu memanggil dia, Akang dan Akang memanggil gadis itu dengan sebutan Teteh. Akang dan Teteh sudah saling mengenal satu sama lain sejak lama. mereka memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka dengan status sebagai sepasang kekasih. Akang dan Teteh itu sudah mencatatkan diri mereka sebagai sepasang kekasih selama dua tahun lebih hingga akhirnya sebutan itu hanya digunakan oleh si Akang, karena hubungan mereka harus terhenti ketika si Akang masih begitu mencintai gadis yang selama dua tahun itu ia panggil Teteh sebagai panggilan kesayangannya. Akang tetap menjalani kehidupannya, begitu juga dengan gadis yang pernah ia panggil Teteh. Akang telah menemukan gadis lain dalam hidupnya, tapi kali ini Akang tidak memanggil gadis itu dengan sebutan Teteh seperti sebelumnya. ia memanggil gadis itu dengan namanya atau memanggilnya dengan sebutan ayang. tapi cerita Akang dan si ayang tidak berlangsung lama. setelah putus dengan si ayang, Akang menemukan lagi cintanya kepada seorang gadis lain yang dipanggilnya si cinta. Akang sudah cukup lama menjalin hubungannya dengan gadis yang dipanggilnya cinta itu, tapi rasa yang Akang miliki tidak pernah seutuhnya seperti ketika ia pernah mencintai seorang gadis yang dipanggilnya Teteh itu. Akang memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan si cinta, walaupun hingga sekarang, mereka masih berhubungan dengan sangat amat baik, bahkan tidak ada perubahannya sama sekali seperti dulu mereka masih menjadi sepasang kekasih. 
 Setelah beberapa lama, Teteh tidak juga menemukan pengganti Akang di hatinya. Teteh sudah tidak mencintai Akang. sudah banyak lelaki yang melakukan upaya yang keras untuk menaklukan hati Teteh. tapi hati Teteh belum juga menemukan seseorang yang pas untuknya. hingga suatu hari Akang tidak sengaja bertemu dengan Teteh. Rasa yang Akang miliki masih sama sepeti dulu ketika Akang memanggil gadis itu dengan sebutan Teteh. tapi Teteh tidak. rasa yang dulu pernah mengisi hati Teteh untuk Akang sudah tidak sama lagi. tapi Akang tidak kenal gentar, ia terus menghubungi Teteh, berusaha untuk memiliki hati Teteh lagi. hanya saja hati Teteh yang sekarang sulit untuk diluluhkan. 
Hingga hari ini, Akang masih berusaha menempati ruang yang pernah ia tempati di hati Teteh. tapi Teteh masih belum membiarkan Akang untuk masuk lagi kedalam ruangan yang sudah lama hampa itu. 
Akang masih berusaha menggenggam tangan Teteh, tapi tangan Teteh masih terlalu dingin untuk Akang pegang dalam waktu yang lama.

ronan and her besties

ronan menatap gadis itu begitu dalam. aku tidak pernah melihat ia menatap siapapun seperti itu. ya, ronan, ia sosok yang sudah aku kenal lama belakangan ini. aku berteman dengannya sudah sangat lama. aku sudah sangat mengenal dia, begitu juga sebaliknya. aku bersyukur bisa mengenalnya. setidaknya untuk yang terakhir kalinya. ya, aku memilih untuk pergi dari kehidupannya. aku tidak bisa terus mempertahankan perasaanku selama ini padanya. apalagi ketika aku sadar bahwa hatinya tidak pernah aku miliki seutuhnya. aku hanya dapat berdoa, semoga ronan mendapatkan hati dari seorang gadis yang mencintainya sama seperti apa yang aku rasakan padanya. untuk saling bertemu atau mengubungi masing-masing aku tidak bisa menjawabnya setidaknya tidak hingga hati ini sudah benar-benar teisi oleh orang lain. kapan dan seperti apa sikapku ketika aku akan bertemu dengannya, biarkan waktu yang menjawabnya

Jumat, 24 Mei 2013

“ya itu semua salah kamu luvita. kamu ngebiarin semua perasaan itu kamu simpen sendiri. kamu ga pernah mau bilang apa yang kamu rasain. kamu ga pernah mau bilang kamu sakit hati ketika kamu sakit hati. kamu ga pernah mau bilang kamu seneng banget ketika kamu lagi bahagia. mereka pikir kamu itu baik-baik aja. nih yah, dengerin. Tuhan itu udah nyiptain mulut buat apa coba?, buat komunikasikan? buat ngomongkan?. mulut itu bukan pajangan yang bisa kamu pake buat senyum doang pas ngehadepin mereka, atau cuma buat ketawa ketika ngeliat kelakuan mereka. kamu punya mulut ya dipake. kalo kamu ga suka bilang kalo kamu ga suka. kalo kamu sakit hati, ya bilang kamu sakit hati. kamu jangan suka mikir perasaan orang lain bakal sakit hati atau engga ketika kamu bilang kalo kamu sakit hati, mereka aja ga mikirin perasaan kamu. ga mikirin alesan kamu ngomong kaya gitu karena apa. udahlah, speak up now or they will hurting you more. nih yah, kamu juga harusnya ngehapus sifat kamu yang kalo udah sayang sama orang teh malah sayaaaangg bangett jadi kalo orang yang kamu sayang ngelakuin kesalahan tuh malah kamu maafin terus dan bilang dalam hati ‘iya gapapa, da aku kenal dia, dia lagi emosi makanya kaya gitu’, kamu harus berhenti ngomong gitu. orang yang malah ngejauhin kamu, orang yang malah ngejelek-jelekin kamu, mau sekenal apapun kamu sama dia, toleransi juga punya batasan ketika mereka terus melakukan kesalahan yang samakan?. sorry-sorry to say nih yah,pit. kalo sifat kamu kaya gitu kamu hidup kamu bakal terus kaya gini. emang kamu pasti jadi sosok temen yang disukain karena sifat kamu cuma kamu bakal ngerasain sakit hati yang sama oleh orang-orang yang ada di sekeliling kamu.”
*tertegun sejenak memikirkan itu semua._.

me and my point of view

dua hal itu sering disalah artikan oleh orang-orang. munafik dan toleransi. mereka mengatakan saya munafik ketika saya memberikan toleransi. oleh karena itu saya akan menjelaskan munafik dan toleransi versi saya, berikut penjelasannya.
1. toleransi. toleransi adalah sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. dan toleransi menurut saya adalah sikap ketika kita memaafkan dan membiarkan orang untuk melakukan suatu hal semaunya agar membuat dia dapat meluapkan perasaannya dengan tindakan,ucapan ataupun perbuatannya. toleransi juga menunjukan kita sudah mengenal karakter orang tersebut sehingga kita memaklumi perbuatan yang orang tersebut lakukan. saya menerapkan prinsip ini. jadi, ketika kamu melakukan suatu perbuatan yang tidak menyenangkan kepada saya dan saya masih berbuat baik pada kamu, bukan berarti saya adalah orang yang munafik bukan?. saya tetap berbuat baik kepada kamu karena saya sudah memahami dan menerima karakter dan sifat kamu. ketika kamu marah atau kesal, kamu akan meluapkannya dengan berkata kata-kata kasar, atau menyinggung saya di social media, atau pun menjauhi saya tanpa sebab yang jelas sebagai pelarian kekesalanmu. saya terima. karena saya tau bahwa setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk meluapkan kekesalannya.
2. munafik. munafik adalah orang yang perkataannya tidak sama dengan hatinya. dan munafik menurut saya hampir sama dengan pengertian diatas. tapi maaf. saya bukan orang yang munafik. karena ketika saya tidak menyukai atau bahkan membenci seseorang. saya tidak akan berbuat baik ataupun berpura-pura baik pada orang tersebut. karena ketika saya tidak menyukai orang tersebut saya hanya akan menjaga jarak hubungan saya kepada orang tersebut agar rasa tidak suka saya tidak semakin membesar dan orang yang tidak saya sukai pun nyaman dengan kehidupannya,dan yang penting menjauhkan saya dan orang-orang disekeliling saya untuk membicarakan orang tersebut. jujur, saya tidak suka ketika saya dibilang munafik karena saya memang bukan orang yang munafik. saya tidak bisa menyalahkan mereka yang memanggil saya munafik karena sifat toleransi yang saya berikan disalah artikan oleh mereka dan malah menyebut saya munafik.
jika saya tidak suka pada seseorang, saya berusaha untuk hanya membicarakan dan mengadukannya pada Tuhan. dan bukan pada orang, karena mereka tidak akan membantu saya, dan malah hanya membuat dosa-dosa saya semakin menumpuk. saya pun bukan orang yang suka mencari masa untuk ikut memusuhi atau ikut membenci orang yang tidak saya sukai. jadi, untuk kamu yang masih suka menyalah artikan toleransi saya kepada orang lain, setidaknya tulisan ini bisa membantu kamu untuk lebih mengenal saya. karena saya yakin, ketika kamu berkata saya adalah orang yang munafik, itu hanya karena kamu sedang kesal dan meluapkannya dengan mengatakan hal itu kepada saya. yah, setidaknya toleransi itu selalu memberikan ruang pada hidup saya bagi orang-orang seperti kamu. terimakasih.

syukur

Tuhan yang Mahabaik memberi kita ikan,
tetapi kita harus mengali untuk mendapatkannya.
Demikian juga Jika kamu terus menunggu waktu yang tepat,
mungkin kamu tidak akan pernah mulai.
Mulailah sekarang…
mulailah di mana kamu berada sekarang dengan apa adanya

Jangan pernah pikirkan kenapa kita memilih seseorang untuk dicintai,
tapi sadarilah bahwa cintalah yang memilih kita untuk mencintainya

Pernikahan memang memiliki banyak kesusahan,
tetapi kehidupan lajang tidak memiliki kesenangan.
Buka mata kamu lebar-lebar sebelum menikah,
dan biarkan mata kamu setengah terpejam sesudahnya.
Menikahi wanita atau pria karena kecantikannya atau ketampanannya
sama seperti membeli rumah karena lapisan catnya.
Harta milik yang paling berharga bagi seorang pria di dunia ini adalah ….
hati seorang wanita.

Begitu juga Persahabatan, persahabatan adalah 1 jiwa dalam 2 raga
Persahabatan sejati layaknya kesehatan,
nilainya baru kita sadari setelah kita kehilanganNya.
Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu didalam hatiMu
dan akan menyanyikan kembali tatkala kau lupa akan bait-baitnya.
Sahabat adalah tangan Tuhan untuk menjaga Kita.

Rasa hormat tidak selalu membawa kepada persahabatan,
tapi Jangan pernah menyesal untuk bertemu dengan orang lain…
tapi menyesal-lah jika orang itu menyesal bertemu dengan kamu.

Bertemanlah dengan orang yang suka membela kebenaran.
Dialah hiasan dikala kamu senang dan perisai diwaktu kamu susah.
Namun kamu tidak akan pernah memiliki seorang teman,
jika kamu mengharapkan seseorang tanpa kesalahan.

Karena semua manusia itu baik kalau kamu bisa melihat kebaikannya
dan menyenangkan kalau kamu bisa melihat keunikannya
tapi semua manusia itu akan buruk dan membosankan
kalau kamu tidak bisa melihat keduanya.

Begitu juga Kebijakan, Kebijakan itu seperti cairan,
kegunaannya terletak pada penerapan yang benar,
orang pintar bisa gagal karena ia memikirkan terlalu banyak hal,
sedangkan orang bodoh sering kali berhasil dengan melakukan tindakan tepat.
Dan Kebijakan sejati tidak datang dari pikiran kita saja,
tetapi juga berdasarkan pada perasaan dan fakta.

Tak seorang pun sempurna.
Mereka yang mau belajar dari kesalahan adalah bijak.
Menyedihkan melihat orang berkeras bahwa mereka benar meskipun terbukti salah.

Apa yang berada di belakang kita dan apa yang berada di depan kita
adalah perkara kecil berbanding dengan apa yang berada di dalam kita.

Kamu tak bisa mengubah masa lalu….
tetapi dapat menghancurkan masa kini dengan mengkhawatirkan masa depan.
Bila Kamu mengisi hati kamu …..
dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan,
Kamu tak memiliki hari ini untuk kamu syukuri.
Jika kamu berpikir tentang hari kemarin tanpa rasa penyesalan
dan hari esok tanpa rasa takut,
berarti kamu sudah berada di jalan yang benar menuju sukses.

Joker dan keindividualisannya

kenapa harus Individualism?
‘“kenapa kamu nulis kata individualism di bio kamu?, kaya yang anti sosial aja kamu teh-_-“, beberapa hari yang lalu ada orang yang mengatakan hal ini kepada saya.
saya mambalasnya dengan senyuman, dan ini jawabannya.
‘saya merasa saya memang individualis. dulu memang bukan seorang individualis. tapi beberapa hari yang lalu saya berniat merubah diri saya menjadi yang lebih baik lagi, ya saya menyebutnya sebagai proses renovasi kepribadian. kenapa memilih jadi Individualis?, karena saya rasa saya akan lebih dewasa karenanya. saya akan mandiri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain, terutama pada teman-teman yang ada disekeliling saya. mingkin karena sifat saya yang perasa membuat saya memutuskan menjadi seorang yang individualis. yang jelas saya berusaha individualis pun akan membuat orang disekeliling saya nyaman. dan saya mulai nyaman juga karenanya.
Individualis pun tidak bisa dikatakan sebagai bentuk dari orang yang anti sosial bukan?, tergantung bagaimana sudut kamu melihatnya. kalau kamu melihat dari sisi yang salah atau sisi yang kurang tepat, tentu akan terlihat buruk dan aneh. tapi coba cari sisi yang paling tepat. maka kamu akan menemukan alasan saya disana.”

absolutely Joker

Kenapa harus Joker?
Pernahkah kamu bermain kartu remi?, ya. Remi adalah satu pak kartu yang terdiri dari 4 macam bentuknya. Ada hati, wajik, kriting dan skop. Dalam setiap bentuknya mereka memiliki banyak anggota keluarga, diantaranya kartu as hati,katu dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan dan sepuluh serta tidak lupa sang keluarga kerajaan dari masing-masing bentuknya, yaitu king, queen dan jack.
Dalam satu pak kartu tersebut terdapat empat buah kartu yang dinamakan Joker, tapi Joker bukanlah bagian dari wajik, kriting, hati ataupun skop. Ia bukan bagian dari keluarga kerajaan ataupun bagian dari anggota keluarga. Dalam permainan kartu remi, Joker dapat digunakan ketika sang pemilik kartu sudah tidak memiliki salah satu dari 4 macam bentuk kartu dalam permainannya dan hanya pemilik kartu yang beruntung yang dapat mendapatkan dan menggunakan kartu ini dalam permainannya.
Jostein Gaarder. Ia adalah seorang filsuf yang dapat merubah pandangan saya mengenai permainan kartu remi. Benar-benar merubah pola pikir dan pandangan saya tentang permainan tersebut.
Dalam bukunya yang berjudul misteri soliter, beliau berhasil menjelaskan berbagai pandangan beliau tentang kehidupan yang ia kisahkan melalui cerita perjalanan seorang anak dan ayah yang mencari sosok seorang istri sekaligus ibu yang benar-benar mengungkap berbagai macam misteri kehidupan. Ia menceritakan berbagai macam kisah filosofis mengenai Yunani kuno yang Berjaya pada masanya. Dalam buku itu saya berhasil menenukan berbagai macam sosok yang benar- benar memberikan kontribusi yang besar dalam hidup saya. Saya mulai mengenal sosok yang tidak diketahui orang-orang padahal sosok tersebut memberikan kontribusi yang besar bagi dunia ini.
Kisah ironis seorang Socrates yang harus mengenggak racun yang membawanya pada kematian. Kisah tragis Oedipus yang harus menikahi ibunya sendiri.
Beliau berhasil menyelipkan cerita-cerita itu dengan sempurna pada bagiannya dan membungkusnya dengan sebuah kisah tentang kutukan keluarga yang menjadi topik utama pada novelnya tersebut. dan disitulah saya betemu dengan sosok Joker.
Saya jatuh hati pada sosok Joker. Sungguh. Dan amat-sangat jatuh hati pada sosok tersebut. Beliau berhasil menceritakan kisah kartu remi yang benar-benar hidup dalam kehidupan nyata. Saya berhasil mengenal sosok kartu-kartu tersebut dan mengenal Joker dan Soda Bianglala-Nya.
Yang jelas, saya menemukan sosok Joker pada diri saya.
Joker bisa menjadi hati, skop, wajik dan kriting tapi Joker bukanlah bagian dari hati, wajik, kriting ataupun skop. Ia bukan Sembilan hati, delapan wajik, Jack ataupun King dan As Hati tapi ia dapat digunakan untuk menandingi kartu tersebut. Ia hanya sebuah kartu yang ditempatkan pada satu pak yang sama tapi bukan merupakan bagian dari kartu tersebut. sehingga ia dapat kapan saja dibuang tanpa ada seorang pun yang akan merasa kehilangan. Joker adalah sosok yang terus berfilosofi dan merupakan sosok filsuf dalam satu pak kartu tersebut.
Jadi, ketika kamu bermain kartu remi. Kamu akan menemukan sosok Joker pada satu pak kartu tersebut. dan seperti itu juga kamu akan menemukan saya pada kehidupanmu.